Anak Korban Kekerasan Cari Sandaran di Media Sosial

Bunuh Diri خبریں

Anak Korban Kekerasan Cari Sandaran di Media Sosial
Kekerasan AnakOrangtuaFicer
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 136 sec. here
  • 15 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 96%
  • Publisher: 70%

Saat keluarga yang semestinya menjadi tempat berlindung anak menjelma menjadi sumber kekerasan, anak-anak pun mencari pelarian. Dari berbagi pengalaman hingga melukai diri.

JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak korban kekerasan dalam keluarga mencari sandaran di media sosial untuk lari dari luka batin yang mereka alami. Selain rentan dieksploitasi dan menjadi sasaran kejahatan pornografi, trauma kekerasan di masa kecil berpotensi terbawa hingga dewasa karena tak tertangani dengan baik sejak awal. Akibatnya, kekerasan terhadap anak menjadi lingkaran setan.

Setiap anggota grup bebas mengunggah undangan untuk bergabung di grup percakapan Whatsapp . Sejumlah anak yang menceritakan kekerasan yang dialaminya di grup Broken Home tanpa rasa khawatir membagikan nomor kontak WA mereka.Tak jarang ada anggota grup yang menyampaikan ajakan untuk saling membagi nomor WA seperti yang dilakukan akun Na Na. Saat ditelusuri, akun Facebook Na Na ternyata tidak memuat foto maupun identitas jelas dan tak ditemukan unggahan apa pun di akunnya.

”Enggak , sih. Tapi ada orang-orang yang nasibnya lebih parah dari aku. Dia bisa menjalani hidupnya,” ujar Ail, bukan nama sebenarnya, remaja putri berusia 16 tahun. Sementara untuk keselamatan anak di Whatsapp, semua pihak memiliki peran penting untuk membuat internet atau daring lebih aman bagi anak.

Olin , bukan nama sesungguhnya, adalah salah satu remaja putri yang masih melukai tangan setiap kali merasa sedih, kesal, atau kecewa terhadap orangtuanya, yang tak mampu ia toleransi. Menurut salah satu kerabatnya, terakhir kali Olin melukai tangannya sebulan lalu, tepat setelah tiga bulan menjalani belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19.Saat mengungkapkan kebiasaannya melukai diri, Olin tak menyinggung kapan terakhir kali ia kembali melukai tangannya.

Menginjak SD hingga SMP, giliran prestasi akademik yang menjadi tekanan bagi dirinya. Selama itu Olin dituntut orangtuanya untuk menduduki peringkat lima besar di kelas. Untuk mencapai prestasi itu Olin harus menghadapi amarah dan pemukulan dari ibunya setiap kali belajar. Selama masa itu pula ia kerap melukai tangannya.

Sejak 2010 hingga saat ini UTI masih menjalani terapi dengan psikolog. Berkat terapi ini, ia mulai mampu mengatasi depresi akibat kekerasan masa kanak-kanak yang dialaminya. Ia juga dapat melalui perceraian dengan suami pada 2011 dan kini sebagai orangtua tunggal mampu mengasuh anaknya.Psikolog Yayasan Pulih, Ika Putri Dewi, menyampaikan, semua bentuk kekerasan mengandung unsur kekerasan psikis berupa kekerasan verbal dan emosi.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti, menyampaikan, pandemi Covid-19 memang memunculkan problem di keluarga yang tak sederhana. Selama ini kenyataannya orangtua tidak bertemu dengan anak selama 24 jam sehari, tetapi selama pandemi ini tiba-tiba harus bertemu seharian dan sudah berlangsung berbulan-bulan.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan BK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yaswardi saat ditemui di kantornya di Kabupaten Bogor mengatakan, saat ini jumlah tenaga guru BK di Indonesia memang belum ideal. Hal ini yang membuat pelayanan kepada anak belum optimal.

ہم نے اس خبر کا خلاصہ کیا ہے تاکہ آپ اسے جلدی سے پڑھ سکیں۔ اگر آپ خبر میں دلچسپی رکھتے ہیں تو آپ مکمل متن یہاں پڑھ سکتے ہیں۔ مزید پڑھ:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Kekerasan Anak Orangtua Ficer Emosi Fenomena Psikiater Psikolog Kekerasan Dalam Rumah Tangga Utama Inner Child Liputan Khusus Kekerasan Anak

پاکستان تازہ ترین خبریں, پاکستان عنوانات

Similar News:آپ اس سے ملتی جلتی خبریں بھی پڑھ سکتے ہیں جو ہم نے دوسرے خبروں کے ذرائع سے جمع کی ہیں۔

Psikolog UGM: Pelaku Kekerasan Anak Cenderung Punya Gangguan MentalPsikolog UGM: Pelaku Kekerasan Anak Cenderung Punya Gangguan MentalAda tiga macam bentuk kekerasan pada anak, yaitu kekerasan fisik, kekerasan emosi, dan kekerasan seksual.
مزید پڑھ »

Jumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Melampaui 33.800 Orang, Korban Utamanya Anak-anakJumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Melampaui 33.800 Orang, Korban Utamanya Anak-anakDi luar belasan ribu anak-anak Gaza yang tewas terbunuh serangan Israel, lebih 12.000 terluka sejak 7 Oktober lalu, hampir 70 anak saban hari, kata PBB
مزید پڑھ »

Anak-anak PAUD hingga SMA Rentan Jadi Korban Pornogarfi AnakAnak-anak PAUD hingga SMA Rentan Jadi Korban Pornogarfi AnakMayoritas korban pornografi anakberusia 12-14 tahun Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah
مزید پڑھ »

Kondisi Anak Isa Bajaj yang Sempat Jadi Korban KekerasanKondisi Anak Isa Bajaj yang Sempat Jadi Korban KekerasanKondisi Anak Isa Bajaj yang Sempat Jadi Korban Kekerasan
مزید پڑھ »

Wajah Buram Perlindungan Anak di Jabar, Korban Kekerasan Capai 2.385 OrangWajah Buram Perlindungan Anak di Jabar, Korban Kekerasan Capai 2.385 OrangKasus kekerasan terhadap anak di Jawa Barat meningkat dua tahun terakhir. Upaya perlindungan anak menghadapi tantangan.
مزید پڑھ »

5 Fakta soal Kekerasan yang Dialami Anak Isa Bajaj, Korban Tidak Berani Buang Air Kecil5 Fakta soal Kekerasan yang Dialami Anak Isa Bajaj, Korban Tidak Berani Buang Air KecilAktor dan pelawak Isa Wahyu Prastantyo (Isa Bajaj) melaporkan kasus dugaan kekerasan yang dialami anaknya di Alun-alun Magetan, Jawa Timur.
مزید پڑھ »



Render Time: 2025-04-13 13:18:40