Merdeka berarti merdeka dari kemiskinan dan kebodohan, lalu menjadi bangsa mandiri dalam berbagai aspek kehidupan.
Tanggal 17 Agustus 2004 ini kita memperingati Proklamasi Kemerdekaan Ke-59 Republik Indonesia. Lazimnya peringatan ulang tahun, seharusnya tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi harus dapat menggugah, membangkitkan kesadaran, dan mendorong kreativitas bangsa dalam menghadapi tantangan realitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang masih jauh dari cita-cita kemerdekaan itu sendiri.
Kekayaan NKRI dengan kandungan alamnya yang besar, kehutanan, perkebunan, pertambangan, dan kelautan ternyata telah memiskinkan kehidupan rakyatnya sendiri, dengan rendahnya pendapatan per kapita di bawah 1.000 dollar AS, kualitas SDM-nya ada di ranking ke-112 dunia di bawah Vietnam yang baru merdeka, tingkat korupsinya di ranking terbesar dunia, dan kita menjadi bangsa pengimpor beras terbesar di dunia yang mencapai 3,7 juta ton/tahun, belum lagi gula, kedelai, bahkan garam.
Hal yang sama terjadi dalam pendidikan agama. Agama diajarkan dengan semangat antirealitas. Akibatnya, realitas sosial dan budaya yang plural sering menjadi pembatas kaku yang membuat jarak perbedaan kian mengeras, lalu memicu konflik karena tergerusnya rasa saling menghormati terhadap pluralitas pemikiran dalam kehidupan sosial, politik, dan keagamaan.
Sebagai sebuah proses perubahan, pendidikan harus membentuk konstruksi pemikiran anak didik yang dinamis, terbuka, dan merdeka guna mengembangkan kemampuan kreativitasnya menghadapi tantangan perubahan hidup.Dalam usia ke-59 kemerdekaan, NKRI sedang bergulat mengatasi aneka problem kompleks karena semua ruang kehidupan publik telah goyah tergerus korupsi. Akibatnya, kesenjangan kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum, dan agama kian tajam dan keadilan kian jauh.
Kepemimpinan bangsa yang kuat secara intelektual adalah kemampuan seorang pemimpin merumuskan dengan jelas masa depan kehidupan bangsa yang ideal yang hendak dicapai. Kemampuan intelektual seorang pemimpin amat diperlukan guna menghadapi tantangan dan perubahan yang akan selalu muncul dalam setiap tahap perkembangan kehidupan bangsanya.
Utama Opini Kompas Hut Ke-79 Ri Opini Kemerdekaan Musa Asyarie
پاکستان تازہ ترین خبریں, پاکستان عنوانات
Similar News:آپ اس سے ملتی جلتی خبریں بھی پڑھ سکتے ہیں جو ہم نے دوسرے خبروں کے ذرائع سے جمع کی ہیں۔
Beragam Cara Memaknai Hari KemerdekaanBagi sebagian penjual bendera dadakanhari kemerdekaan merupakan sebuah peluang untuk berjuang menuju kemerdekaan
مزید پڑھ »
Hari Kemerdekaan Malaysia dan Negara Lain yang Juga di Bulan Agustus, Tidak Cuma IndonesiaBeberapa negara di dunia juga memiliki hari kemerdekaan pada bulan ini, termasuk hari kemerdekaan Malaysia.
مزید پڑھ »
Sambut Kemerdekaan, Ford dan RMA Indonesia Kembali Hadirkan Program Servis MerdekaFord bersama dengan RMA Indonesia mempersembahkan Program Servis Merdeka.
مزید پڑھ »
FOTO: Suasana Hikmat Zikir dan Doa Kebangsaan di Istana Merdeka untuk Bulan Kemerdekaan 79 Tahun RIAcara ini dihadiri berbagai tokoh lintas agama serta masyarakat dari berbagai latar belakang.
مزید پڑھ »
Zikir dan doa kebangsaan sambut HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Istana MerdekaZikir dan doa kebangsaan sambut HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka. Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pengarahan dalam Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di ...
مزید پڑھ »
Kisah Mbah Sarno Veteran yang 'Belum Merdeka' di Hari KemerdekaanMbah Sarno, seorang veteran asal Gunungkidul hingga 2024 ini belum mendapat dana pensiun dari pemerintah yang menjadi haknya.
مزید پڑھ »