Ujian pertama terhadap legitimasi seremoni di Keraton Yogyakarta terjadi sekitar 200 tahun lalu.
Kisah itu diungkapkan pengajar ilmu sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Harto Juwono, dalam Simposium Internasional Budaya Jawa 2024 yang digelar di Yogyakarta, Sabtu . Ini merupakan rangkaian acara peringatan ke-35 tahun Kenaikan Takhta Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Daendels pun menjadi ujian pertama terhadap aspek statis seremoni itu. Dia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1808-1811. Kala itu, Belanda sedang dikuasai Kekaisaran Perancis di bawah Napoleon Bonaparte.Pelajar antre memasuki Keraton Yogyakarta, Yogyakarta, Rabu . Selain menjadi tempat tinggal keluarga Raja Keraton Yogyakarta, kompleks bangunan yang didirikan pada 1755 itu juga menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Daendels menilai banyak tata cara ritual Jawa yang merendahkan pejabat Eropa. Oleh karena itu, secara sepihak dia menghapuskan beberapa seremoni yang ada di keraton.Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membagikan makanan dalam kegiatan Sugengan atau selamatan dalam rangkaian tradisi Kuthomoro di kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin .
Jadi, ketika seorang minister datang ke keraton untuk bertemu Sultan, dia tak perlu membuka topi atau mempersembahkan minum sebagai tanda penghormatan. ”Sultan juga wajib berdiri dari kursinya untuk menyambut di tangga istana, bukan di takhta,” kata Harto. Akan tetapi, kondisi itu tak berlangsung lama. Inggris yang menjelma sebagai kekuatan besar bisa mengusir Belanda dari Jawa pada 1811. Sultan HB II pun berhasil kembali menduduki takhtanya.
Peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan Geger Sepoy atau Geger Sepehi. Tentara Inggris menjarah harta benda serta naskah-naskah berharga keraton, yang hingga kini sebagian besar tak diketahui lagi keberadaannya.Sultan HB II pun kembali dicopot dari takhtanya. Dia kemudian diasingkan ke Penang , Ambon, dan Surabaya.
پاکستان تازہ ترین خبریں, پاکستان عنوانات
Similar News:آپ اس سے ملتی جلتی خبریں بھی پڑھ سکتے ہیں جو ہم نے دوسرے خبروں کے ذرائع سے جمع کی ہیں۔
Apa yang bisa diharapkan keluarga dan korban pelanggaran HAM berat masa lalu ketika Prabowo menjadi presiden?Sebagian keluarga korban skeptis pemerintahan ke depan bisa menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, walaupun ada juga yang mengaku optimistis akan terjadi 'rekonsiliasi' di era Pemerintahan Prabowo kelak.
مزید پڑھ »
Ketika Sri Mulyani Rekomendasikan Film Agak Laen kepada Luhut PandjaitanMenkeu Sri Mulyani mengatakan Menko Marves Luhut Pandjaitan harus menonton film Agak Laen.
مزید پڑھ »
Ketika Penduduk MenyusutDahulu, orang takut dengan penduduk yang terus bertambah. Kini, orang justru takut karena penduduk menyusut.
مزید پڑھ »
Jadwal KRL Solo-Jogja Bulan Maret 2024 Lengkap dari Stasiun Palur hingga Tugu YogyakartaKRL Solo-Jogja merupakan moda transportasi publik yang melayani masyarakat di kawasan Solo hingga Yogyakarta.
مزید پڑھ »
Mukjizat Nabi Ibrahim AS: Jari yang Mengeluarkan Susu-Kebal ketika DibakarIbrahim AS merupakan nabi yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur'an. Sebagai seorang utusan Allah SWT, dirinya dikaruniai berbagai mukjizat.
مزید پڑھ »
Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Menggelar Pertemuan di YogyakartaMajelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) menggelar pertemuan selama 3 hari di Yogyakarta, dalam rangka mengikuti ALTITUDE (Academic Leadership Training on Innovative Transformation for University Development and Empowerment). Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kepemimpinan para guru besar dengan membumikan kepemimpinan akademik.
مزید پڑھ »