Laporan itu mengatakan 6.337 warga sipil terbunuh karena alasan politik antara 1 Februari 2021 dan 30 September 2022, dan 2.614 lainnya terluka.
INSITUT Penelitian Perdamaian Oslo, Selasa , melaporkan lebih dari 6.000 warga sipil terbunuh di Myanmar dalam 20 bulan pertama setelah militer mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari 2021.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari angka-angka lain yang telah beredar, termasuk dari organisasi internasional.Laporan itu juga mengatakan hampir setengah dari kematian, 3.003, disalahkan pada rezim yakni tentara, polisi, dan milisi. Sementara 2.152 dikaitkan dengan kelompok-kelompok oposisi bersenjata.
"Ini adalah jumlah yang lebih besar dari yang biasanya dikutip di media. Namun, ini hanya sebuah perkiraan, berdasarkan pembunuhan yang dilaporkan yang dikumpulkan dari laporan media yang dapat dipercaya," tulis laporan itu."Jumlah yang sebenarnya pasti lebih tinggi karena banyak pembunuhan yang tidak dilaporkan," tambahnya.
پاکستان تازہ ترین خبریں, پاکستان عنوانات
Similar News:آپ اس سے ملتی جلتی خبریں بھی پڑھ سکتے ہیں جو ہم نے دوسرے خبروں کے ذرائع سے جمع کی ہیں۔
Sebelum Izin Perguruan Tinggi Swasta Dicabut, Universitas Kartini Surabaya Terakhir Mewisuda Mahasiswa 2021 - Jawa PosUniversitas Kartini Surabaya sempat menjadi primadona sekitar tahun 2000. Jumlah mahasiswanya ratusan orang dan terakhir gelar wisuda 2021
مزید پڑھ »
Sampah Liar Marunda Dibersihkan, Pemkot Turun Tangan dari Laporan Warga ke Politikus PSIJakarta Utara menurunkan alat berat ekskavator untuk menyingkirkan sampah liar di Kolong Tol Kanal Banjir Timur RW 02 Marunda, Cilincing.
مزید پڑھ »
Cetak Rekor Tertinggi, Pertamina Trans Kontinental Raih Laba Rp 733,03 Miliar di 2023 |Republika OnlineLaba Pertamina Trans naik 38,17 persen dari 2021 sebesar Rp 530,5 miliar
مزید پڑھ »
Stunting di Kabupaten Tangerang Turun, Tetapi Masih 6.000 Kasus |Republika OnlinePenurunan angka stunting di Tangerang terlihat sejak tahun 2021 lalu
مزید پڑھ »
Apa Saja Sampah Laut Paling Banyak Dikumpulkan?Lembaga nonprofit asal Amerika Serikat, Ocean Conservancy, mencatat ada sekitar 9,8 juta potongan sampah laut yang berhasil dikumpulkan pada 2021. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan oleh 300 ribu lebih relawan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan total panjang pantai lokasi pengumpulan 27.195 kilometer. Sampah sebanyak itu diestimasi memiliki bobot 2,54 juta kilogram. Jumlah itu tentu tidak menggambarkan data sebenarnya mengingat pengumpulan sampah laut dilakukan secara sporadis. Dengan kata lain, jumlah sampah laut sebenarnya bisa saja jauh lebih besar dibanding yang tercatat. Sebagian besar sampah yang ditemukan merupakan limbah plastik. Seperti kemasan makanan ringan, botol plastik, kantong plastik, hingga sedotan. Kemasan makanan ringan mendominasi temuan keseluruhan dengan jumlah temuan 1,34 juta buah. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memprediksi bahwa limbah plastik akan meningkat tiga kali lipat, dari 353 juta ton di 2019 menjadi 1.014 juta ton di 2060, dan menyebut daur ulang masih belum cukup mengatasi persoalan limbah plastik. Di Indonesia, sampah laut yang dikumpulkan oleh relawan pada 2021 mencapai 5.868 kilogram. Sebagian besar merupakan botol plastik sebanyak 646 buah, kantong plastik sebanyak 639 buah, dan puntung rokok sebanyak 493 buah. Penelitian yang terbit di jurnal Science Advances pada April 2021 menyebut bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara penyumbang limbah plastik di laut terbanyak di level dunia. Selain limbah plastik, puntung rokok juga menjadi ancaman bagi kelangsungan ekologi laut. Ketika puntung rokok terurai, mereka dapat melepaskan zat beracun ke lingkungan dan berubah menjadi ribuan mikroplastik selulosa asetat, yang dapat meracuni satwa liar setempat. Dalam laporan Ocean Conservancy, ada 1,13 juta puntung rokok yang berhasil ditemukan di seluruh dunia pada 2021, dan merupakan jenis sampah laut terbesar kedua yang berhasil dikumpulkan. Apabila dikumpulkan secara berjejer, maka sampah
مزید پڑھ »
Taliban Kecam Laporan PBB yang Sebut Pemerintah Afghanistan Eksklusif dan Represif |Republika OnlineTaliban mengatakan, laporan PBB soal pemerintah Afganistan tidak berdasar dan bias.
مزید پڑھ »