Jakarta Art Hub merupakan pemantik dunia seni rupa Ibu Kota seusai pandemi. Kini, seni rupa merangkul semua.
Lukisan berjudul"Skeleton With Umbrella" karya Elka Alva dan lukisan berjudul"Between Yes or No" karya Juju Sant dalam pameran bertema Other Me di Galeri Vice & Virtue, Jakarta Art Hub, Wisma Geha, Jakarta Pusat, Rabu . Sebanyak tujuh seniman berpameran di tempat tersebut hingga Selasa .
Jakarta Art Hub, begitu sekarang tempat itu disebut. Ada sejumlah galeri yang memenuhi ruangan-ruangan di tiap lantai di Wisma Geha, antara lain Rubanah, Andis Gallery, Jagad Gallery, Vice & Virtue, Galeri Artloka, Rachel Gallery, Unicorn Gallery, Art Agenda, Ryujin Studio, dan toko cendera mata Slab. Sebagian dijalankan anak-anak muda yang tertarik pada dunia seni rupa.
Sebelum banyak galeri mengisi Wisma Geha, Rubanah menjadi yang pertama beroperasi di situ pada akhir 2018. Menyusul kemudian Art Agenda dari Singapura pada 2019. Dihantam pandemi, jadwal pameran dan operasional galeri mandek sejenak. Ketika mulai menempati ruangan itu, Morine melihat ada galeri-galeri yang bermunculan. Ia pun mulai berpikir menyisihkan ruangannya dan membuat galeri untuk pameran seni rupa. ”Pada akhirnya, kami memutuskan 60 persen ruang yang disewa untuk galeri. Pameran pertama kami mulai pada September 2023,” ucapnya.Pameran bertajuk Art Coolture di Galeri Artloka, Jakarta Art Hub, Jakarta Pusat, Rabu .